SMANSATAPTA Ramadhan (4) : "Sucikan Diri Benahi Hati "
Sejak dahulu kala semua orang yang berakal, berpendidikan dan berbudaya mendambakan pensucian jiwa dan perbaikan hati.
Mereka menempuh berbagai cara, menerapkan metode-metode dan meniti banyak jalan untuk menggapai cita-cita tersebut. Namun ada diantara mereka yang justru menyiksa diri sendiri dengan melakukan perkara-perkara yang melelahkan dan menyakitkan karena tidak sesuai syariat.
Akibatnya, perbuatan-perbuatan ini menyeret dan menenggelamkan mereka ke dalam syahwat, kelezatan dunia, menzalimi jiwa, dan menyibukkan diri dengan metode-metode, pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan tidak sejalan dengan akal sehat.
Namun, orang yang bisa bersikap adil, dan bisa menilai perkara-perkara dengan bijak, dia tidak akan segan untuk menyatakan bahwa kebahagiaan hakiki yang menjadikan kehidupan semakin bermakna, yang bisa menenangkan hati, dan mensucikan diri telah dijelaskan cara dan metodenya oleh al-Qur’an dan Sunnah dengan sangat jelas, terperinci namun tetap simpel dan padat serta dijamin mampu menghantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki.
Alloh Ta'ala mengutus para rasul dan mewahyukan kitab-kitab untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana metode menyucikan jiwa dan memperbaiki hati. Realisasi hal ini adalah dengan mentauhidkan Alloh Ta'ala yaitu beribadah kepada Alloh Ta'ala dengan ikhlas dan ini merupakan hikmah penciptaan makhluk, sebagaimana firman Alloh Ta'ala.
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku”
[QS. adz-Dzâriyât /51:56]
Di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah telah dijelaskan bagaimana cara menyucikan jiwa yang menjadi penentu, apakah seseorang akan hidup bahagia di dunia dan akhirat ataukah sebaliknya ? Dengan jelas dan gamblang, al-Qur’an menjelaskan bahwa pondasi, ruh, sandaran, dan poros pensucian jiwa yang tidak lain adalah mentauhidkan Alloh Ta'ala.
Dzikrulloh, membaca al-Qur’an, melakukan ketaatan adalah cara ampuh untuk memperbarui iman yang bersemayam dalam jiwa seorang Mukmin. Karena iman itu bisa bertambah dengan sebab perbuatan taat dan berkurang dengan sebab kemaksiatan. Dalam usaha meningkatkan keimanan seorang Mukmin mestinya benar-benar bersandar kepada Alloh Ta'ala sehingga akan menghasil buah yang penuh barakah yaitu kesucian jiwa, sebagaimana di sabdakan oleh Rasululloh ﷺ yang mulia dalam do’anya
Ya Alloh ! Berikanlah ketaqwaan kepada jiwaku dan sucikanlah jiwaku, sesungguh Engkau Pembersih jiwa terbaik
Termasuk jalan untuk mensucikan jiwa dan memperbaiki hati adalah selalu mengingat-ingat nikmat-nikmat yang Alloh Ta'ala berikan kepada kita. Nikmat-nikmat itu terlampau banyak sehingga terhitung.
Alloh Ta'ala berfirman.
“Dan jika engkau menghitung nikmat Alloh kamu tidak akan mampu menghitungnya”
[QS. an-Nahl/16:18]
Mensucikan diri dan membenahi hati kita di bulan suci Romadhon ini.
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Wallahu A'lam Bisshawab
Sumber; Sejenak Pagi (Kang Bagus)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini