BERITA

Detail Berita

IMPLIKASI RAPOR PENDIDIKAN TAHUN 2023 : AKSI NYATA KEGIATAN LITERASI DI SMANSATAPTA.

Selasa, 19 September 2023 08:28 WIB
322 |   -

SALIMBATU. 19/09/23. Rendahnya budaya membaca siswa saat ini diperkuat lagi dengan kehadiran Smartphone android. Peserta didik lebih tertarik membaca potongan - potongan tulisan dan menonton video yang ada di sosial media. Hal ini menunjukkan minat baca ada namun daya baca rendah, sehingga hal ini mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Selain itu, peserta didik cenderung bertanya sebelum membaca, padahal apa yang ditanyakan sudah diberikan informasi secara lengkap. Akibatnya peserta didik menjadi kurang aktif dan kurang percaya diri dalam memberikan pendapat karena kurangnya wawasan yang di miliki, sehingga tidak berani tampil di depan untuk memberikan pendapat. Oleh karena itu, minat peserta didik dalam hal membaca perlu ditingkatkan yaitu salah satunya dengan mengembangkan gerakan literasi di sekolah.

Gerakan literasi sekolah adalah salah satu program yang sangat penting diterapkan pada bidang pendidikan, karena program tersebut mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami, meneliti, dan menerapkan. Apalagi saat ini kemampuan literasi merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki peserta didik pada abad 21 dan nantinya diujikan dalam Asesmen Nasional (AN).

Berdasarkan hasil Rapor Pendidikan SMA Negeri 1 Tanjung Palas Tengah tahun 2023 khususnya untuk kemampuan literasi pada Kompetensi Membaca Teks Informasi artinya kompetensi peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi teks informasional (non-fiksi). Di kompetensi literasi tersebut skor capaian Kompetensi Membaca Teks Informasi tahun 2023 adalah  59,56, turun 1,83% dari tahun 2022 (skor 60,67). Kompetensi Mengevaluasi dan Merefleksikan Isi Teks (L3) artinya kompetensi peserta didik pada kemampuan menganalisis, memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra. Di kompetensi literasi tersebut skor capaian Kompetensi Membaca Teks Informasi tahun 2023 adalah  54,48, turun 5,63% dari tahun 2022 (skor 57,73). Berkaca (refleksi) dari hasil skor capaian kompetensi yang diperoleh maka sekolah melakukan aksi nyata, meskipun secara keseluruhan skor capaian untuk kemampuan literasi mengalami kenaikan 8,07% dari tahun 2022 (45,24) dan tahun 2023 (48,89), yaitu 48,89% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum dengan kategori sedang dan masuk ke peringkat menengah (41-60%) secara nasional jika dibandingkan dengan Satdik lain yang setara.

Dokumen : Peserta didik sedang melakukan literasi secara digital dengan smartphone mengakses buku non fiksi dan fiksi di menu Perpustakaan Digital dalam laman sekolah : smansatapta.sch.id.

Aksi nyata pengelolaan program gerakan literasi sekolah, yaitu dengan memberikan waktu literasi yang cukup dan terintergrasi di jadwal pelajaran. Memasuki tahun pelajaran 2023/2024 untuk jam literasi diberikan waktu pada hari Rabu, Kamis, Jumat setiap pukul 0715 s.d. 07.30 Wita. Selain itu, juga akan diaktifkan lagi pojok baca kelas, harapannya kegiatan tersebut dapat berdampak pada peserta didik,  yaitu peserta didik dapat meningkatkan minat baca, mampu mengekpresikan dirinya dengan merancang pojok baca kelas yang menarik dan bisa mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya. Alasan utama dari kegiatan tersebut demi terwujudnya wellbeing peserta didik atau student wellbeing dan perkembangan peserta didik secara holistik, peserta didik yang bahagia serta memiliki nilai - nilai pribadi yang unggul, berbudaya dan memiliki karakter profil pelajar pancasila.

Kegiatan literasi tidak hanya berhubungan dengan membaca. Literasi terkait dengan banyak hal yang ada kaitannya dengan sumber bacaan. Melalui hasil telaah rapor pendidikan, sekolah juga merencanakan kegiatan literasi, yaitu sesekali mendengarkan dongeng dari guru. Guru mendongeng di depan kelas dan peserta didik mendengarkan sambil memberikan apresiasi terhadap dongeng yang dibawakan. Bisa juga guru hanya mendongeng bagian awal cerita, sehingga peserta didik penasaran terhadap kelanjutan isi cerita. Peserta didik yang penasaran dapat meminjam buku di perpustakaan untuk mengetahui kelanjutan isi dongeng. Modifikasi – modifikasi sangat diperlukan agar kegiatan yang dilakukan tidak membuat bosan peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dapat mendongeng cerita-cerita tradisional yang dikemas dalam bentuk lomba. Direncanakan lomba mendongeng  dilaksanakan setiap hari setelah menyanyikan Lagu Indonesia Raya di pagi hari sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Program Literasi adalah bentuk program dalam mewujudkan karakter profil pelajar Pancasila (berfikir kritis, mandiri, kreatif, dan gotong royong) yang sejalan dengan visi sekolah yaitu “Sekolah Berkarakter, Berbudaya, Berwawasan Lingkungan dan Berkompeten untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila" serta meningkatkan minat, wawasan dan mengubah pola pikir peserta didik dan juga menumbuhkan budaya positif dan kepemimpinan di lingkungan sekolah. 7 (tujuh) karakteristik lingkungan yang menumbuh kembangkan budaya positif dan  kepemimpinan peserta didik yaitu lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk peserta didik menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, hingga berkemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya serta lingkungan yang melatih keterampilan yang di butuhkan peserta didik dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik.

Oleh karena itu, pada aksi nyata kali ini sekolah ingin meningkatkan minat, wawasan, dan mengubah pola pikir peserta didik melalui program literasi di sekolah. Program ini juga memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing kelas berupa rak pojok baca untuk lebih mengembangkan kreativitas dan meningkatkan jiwa gotong royong peserta didik, sehingga dalam program meningkatan gerakan literasi sekolah melalui pemanfaatan pojok baca kelas ini sesuai dengan 7 (tujuh) karakteristik lingkungan yang menumbuh kembangkan budaya positif dan  kepemimpinan peserta didik.

Selanjutnya ibu dan bapak guru juga diharapkan bekerja cerdas menemukan terobosan-terobosan unik dan menarik dalam mewujudkan budaya baca di sekolah. Ketika budaya baca dapat terlaksana, maka akan terwujud generasi yang handal, berkarakter dan berkompeten. (nesharohid)


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini